Tak lebih dari sesuatu
untuk menerka
Membaca rindunya
hujan
Gemercik yang jatuh
di pesakitan
Entah mengapa hujan selalu lebih jujur
mengungkapkan rindu, padahal tak ada yang menyambut kedatangannya, tak ada yang
mengenang sejuknya melainkan rintihan. Dan dingin.
Aku.. kau.. hujan.. dan rindu. Bukankah semua memiliki nada yang sama? Irama yang disembunyikan di saku
langit. Untuk terus menjadi tanda tanya.
Retorika kita.
* Terkadang... hidup memiliki caranya sendiri
untuk membuat kita mengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar