Ketika Hujan Lebih Jujur Mengatakan Rindu

Kamis, 21 Agustus 2014

Hanya sebuah nama...

Tak lebih dari sesuatu untuk menerka
Membaca rindunya hujan
Gemercik yang jatuh di pesakitan
       Entah mengapa hujan selalu lebih jujur mengungkapkan rindu, padahal tak ada yang menyambut kedatangannya, tak ada yang mengenang sejuknya melainkan rintihan. Dan dingin.
Aku.. kau.. hujan.. dan rindu. Bukankah semua memiliki nada yang sama? Irama yang disembunyikan di saku langit. Untuk terus menjadi tanda tanya.
Retorika kita.


* Terkadang... hidup memiliki caranya sendiri untuk membuat kita mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar